Kala matahari tak lagi menampakan dirinya.
saat itu pula aku siap pergi melihat perjalanan fantasi apa yang akan ku lewati
malam ini. Kenyataan pun mulai pergi tergantikan cerita yang lain. suara gaduh
mulai terdengar kami tengah berlari kesuatu tempat, dengan hati yang gelisah
aku terus mengikuti langkah mereka. sesekali diri ini terjatuh, teman yang lain
melihat ke arah ku seakan tahu ada yang tak beres aku pun mencoba bersikap
wajar walaupun seseorang disana tahu apa yang tengah aku rasakan. Iya dialah
seseorang yang menyebut dirinya sebagai teman.
Tiba-tiba aku
menemukan diriku tengah sendiri ditempat yang tak asing. Suara langkah
terdengar semakin keras, tapi walau aku tak melihatnya hati ini seolah tahu
siapa pemilik langka itu, sampai dia telah berdiri dihadapanku aku tak berani
menatapnya. Dengan lembut dia menundukan sedikit wajahnya untuk melihat ku,
tanpa berkata ia memberikanku sebuah boneka beruang pink yang besar, tak sadar
aku pun langsung memeluk boneka itu. Lewat tatapan lembut itu dia tahu dengan
pasti ada yang salah denganku.
Aku masih dengan berusaha menghindari tatapannya, dia pun membalas merangkulku,
air mata ini pun mulai menetes aku masih berusaha menahannya. Dia berbalik
memeluk ku dengan bonekanya. dengan bodohnya akupun tak bisa menghindar lagi.
Tanpa ada satu kata pun yang terucap dia
telah berhasil menenangkanku lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar