Kamis, 19 Mei 2016

Lupa Jalan Untuk Kembali


Terhitung ini adalah kali ketiga aku meniup lilin kue ulang tahunku, Setiap tahunnya aku berusaha menjadi orang yang lebih baik,tapi setidaknya orang yang sedang berusaha menjadi baik ini tetap melakukan hal yang sama yaitu memandangmu.
Memandangmu yang semula di belakang kemudian mendekat dengan manis dan berhenti untuk diam disampingku.
Tapi saat kita temui jembatan kecil yang rapuh itu, dengan bodohnya aku membiarkanmu pergi dengan alasan aku takut kau terluka.
Semula hati ini percaya kau akan terus melindungi ku dan terus membukakan jalan untuk ku.
Tapi kemudian kau terlihat tengah berlari ke satu jalan, jalan yang kulihat lebih indah dari jembatan lalu. kau pun terus berlari, kemudian semakin jauh dan tak terihat.
Dengan langkah kecil ku ini aku tetap mengikuti kemana punggung mu itu pergi, akhirnya ku temui kau tengah singgah di sebuah rumah, rumah yang terlihat hangat dan cantik, dan kurasa tak mungkin untuk mu kembali pergi ke jembatan rapuh itu lagi.

Tentu dengan melihat semua itu aku ingin segera pergi.
namu entah kenapa?
Aku lupa jalan untuk kembali....

Senin, 16 Mei 2016

Meninggalkan Tawa Yang Lama


Terlihat dia tengah jauh berlari sedangkan disini aku masih diam dan menatapnya kemanapun dia pergi.
Sekalipun dia tetap melihat kebelakang bila dia terus berlari maka nantinya dia akan kehilangan apa yang dia lihat kemudian merelakan yang telah tiada dan menatap ke depan menuju keceritanya yang lain.
Apa yang harus kulakukan menghadapi kenyataan dia telah berlari jauh, apa aku harus berlari juga kemudian mengacuhkan semua ini dan menoleh ke depan menuju ketidakpastian.
31 Agustus 2014

Boneka Pemberian Malam

Kala matahari tak lagi menampakan dirinya. saat itu pula aku siap pergi melihat perjalanan fantasi apa yang akan ku lewati malam ini. Kenyataan pun mulai pergi tergantikan cerita yang lain. suara gaduh mulai terdengar kami tengah berlari kesuatu tempat, dengan hati yang gelisah aku terus mengikuti langkah mereka. sesekali diri ini terjatuh, teman yang lain melihat ke arah ku seakan tahu ada yang tak beres aku pun mencoba bersikap wajar walaupun seseorang disana tahu apa yang tengah aku rasakan. Iya dialah seseorang yang menyebut dirinya sebagai teman.
Tiba-tiba aku menemukan diriku tengah sendiri ditempat yang tak asing. Suara langkah terdengar semakin keras, tapi walau aku tak melihatnya hati ini seolah tahu siapa pemilik langka itu, sampai dia telah berdiri dihadapanku aku tak berani menatapnya. Dengan lembut dia menundukan sedikit wajahnya untuk melihat ku, tanpa berkata ia memberikanku sebuah boneka beruang pink yang besar, tak sadar aku pun langsung memeluk boneka itu. Lewat tatapan lembut itu dia tahu dengan pasti ada yang salah denganku.
Aku masih dengan berusaha menghindari tatapannya, dia pun membalas merangkulku, air mata ini pun mulai menetes aku masih berusaha menahannya. Dia berbalik memeluk ku dengan bonekanya. dengan bodohnya akupun tak bisa menghindar lagi.
Tanpa ada satu kata pun yang terucap dia telah berhasil menenangkanku lagi.

Walaupun aku tahu besok pagi mungkin bukan akulah gadis dengan boneka itu....